Penerapan Metode Irigasi Tetes Guna Mendukung Efisiensi Penggunaan Air di Lahan Kering

Abstrak

Tingkat efisiensi dari penggunaan air yang ada dilahan pertanian bahwasanya dapat dioptimalkan dengan cara melakukan penggunaan metode teknik irigasi yang tepat
dikarenakan teknologi irigasi merupakan salah satu komponen yang dirasa penting karena tingkat produksi dari hasil pertanian ditentukan berdasarkan kondisi tanah, perawatan terhadap tanaman, kecukupan air pada tanaman serta iklim yang ada. Dalam bidang pertanian faktor iklim adalah sesuatu hal yang tidak dapat dihindari terutama kondisi iklim saat musim kemarau, tentu bisa menjadi suatu kendala terhadap
pertumbuhan tanaman, dikarenakan pasokan air terhadap tanaman kurang terpenuhi, dengan penerapan metode Irigasi tetes bisa menjadi salah satu solusi dalam menangani permasalahan kebutuhan air pada tanaman. Metode penerapan irigasi tetes ini yakni pemberian air dalam volume kecil dan berkelanjutan, irigasi tetes ini juga bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah dan kehilangan air yang disebabkan musim kemarau sehingga ketersediaan air bagi tanaman terpenuhi. Teknik irigasi tetes inilah yang diharapkan dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan air dan tanaman sehingga dapat meningkatnya pemanfaaatan unsur hara pada tanah, mempercepat bibit tanaman untuk beradaptasi, dan juga nantinya akan meningkatnya keberhasilan tanaman tersebut untuk bisa tumbuh. Untuk memaksimalkan tingkat efisiensi dalam penggunaan air bisa menggunakan tanah yang memiliki tekstur liat dikarenakan tekstur tanah seperti ini memiliki tingkat penyimpanan air yang sangat tinggi. Selain itu pengaplikasian sistem irigasi ini bisa dilakukan pada tanaman buah ataupun sayuran

Pendahuluan

Masalah kekurangan air di beberapa daerah bukanlah hal yang tidak mungkin, khususnya di beberapa daerah terutama daerah yang memiliki curah hujan yang sedikit. Sedangkan di bidang pertanian, air memiliki peranan penting karena air merupakan salah satu kebutuhan utama yang wajib harus dipenuhi oleh tanaman.
Sistem pertanian tadah hujan rentan terhadap dampak perubahan iklim. Namun,
dampak tersebut juga tergantung tingkatan produksi pertanian. Dampak dari perubahan
iklim dan variabilitas pada produksi pertanian akan menimbulkan kebijakan dan praktek yang tepat terhadap sistem produksi pertanian yang berkelanjutan (Olayide et al.,2016)
Pemberian air untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman melalui pengairan lahan biasa disebut dengan irigasi.

Pemberian air dengan sistem irigasi tertentu identik dengan jenis dan kebutuhan air pada setiap tanaman. Salah satu teknologi irigasi hemat air adalah sistem irigasi sprinkler atau curah dan irigasi tetes. Karakter dari irigasi curah yang menyebarkan air berupa butiran-butiran kecil yang menjadikan sistem irigasi ini dapat diterapkan pada tanaman sayur maupun palawija karena efisiensinya yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan air pada suatu tanaman. Air sebagai substansi pelarut dan hara tanaman berperan menentukan kesuburan tanah sebagaimana mikrobiologi yang ada dalam tanah berperan sebagai agen aktivator kesuburan tanah (Kurniati, 2014). Pada saat musim kemarau, terutama pada masa vegetatif (masa tumbuhnya akar dan cabang), penyiraman harus dilakukan 3-4 hari sekali untuk menjaga ketersediaan air. Kekurangan air pada masa vegetatif dapat menyebabkan tanaman layu dan malas bertunas. Oleh karena itu, untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang optimal, penyiraman harus dilakukan secara teratur agar kebutuhan air dapat terpenuhi sepanjang siklus hidup tanaman, terutama pada musim kemarau (Rana et al., 2014) Irigasi adalah istilah yang berkaitan dengan penyaluran air dari sumber ke tanaman. Sistem irigasi yang banyak digunakan adalah irigasi curah di permukaan tanah. Irigasi ini membutuhkan air dalam jumlah banyak sedangkan tingkat efisiensi penggunaan airnya rendah. Untuk mengatasi keterbatasan air, sistem irigasi tetes merupakan pilihan tepat dalam meningkatkan efisiensi penggunaan air. Menurut Hadiutomo (2012), irigasi tetes adalah metode pemberian air pada tanaman secara langsung, baik pada areal perakaran tanaman maupun pada permukaan tanah melalui tetesan secara kontinu dan perlahan. Penerapan teknologi irigasi tetes atau sering disebut Trickle Irrigation adalah irigasi yang menggunakan jaringan aliran dengan memanfaatkan gaya gravitasi.

Jaringan irigasi tetes terdiri dari pipa utama, pipa sub utama dan pipa lateral (Ilyas, 2013). Irigasi tetes dapat dibedakan menjadi 3 macam yang berdasarkan jenis cucuran airnya, yaitu (a) Air merembes sepanjang pipa lateral (viaflow), (b) Air menetes atau memancar melalui alat aplikasi yang dipasang pada pipa lateral, dan (c) Air menetes atau memancar melalui lubang-lubang pada pipa lateral (Prastowo, 2010) Irigasi tetes (Drip Irrigation) merupakan salah satu teknologi mutakhir dalam bidang irigasi yang telah berkembang di hampir seluruh dunia. Teknologi ini pertama diperkenalkan di Israel, dan kemudian menyebar hampir ke seluruh pelosok penjuru dunia. Pada  hakikatnya teknologi ini sangat cocok diterapkan pada kondisi lahan berpasir, air yang sangat terbatas, iklim yang kering dan komoditas yang diusahakan mempunyai ekonomis yang tinggi (Pasaribu et al., 2013). Selain itu menurut Umar et al. (2011)
Keuntungan dari penerapan irigasi tetes dapat mengurangi bahaya salinitas pada tanaman karena akumulasi garam disekitar perakaran dapat dicuci (leaching) secara efektif. Salah satu sistem irigasi yang dapat diterapkan pada wilayah yang memiliki
keterbatasan air adalah irigasi tetes. Irigasi tetes merupakan salah satu metode pemberian air dengan cara meneteskan air melalui pipa-pipa di sekitar tanaman atau sepanjang larikan tanaman (Marpaung, 2013). Pada sistem irigasi tetes, hanya sebagian dari daerah perakaran yang terbasahi tetapi seluruh air yang diberikan

Hasil dan Pembahasan

Saat ini jumlah penduduk mulai meningkat, oleh karena itu kebutuhan
khususnya air juga akan meningkat. Sedangkan untuk ketersediaan sumber air mulai berkurang, hal ini juga disebabkan juga oleh penebangan hutan yang dilakukan secara berlebihan dan juga penebangan yang dilakukan dengan tidak bertanggung jawab. Pada daerah yang rawan akan kekeringan yang hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber pengairan, hal inilah yang akan menjadi masalah utama bagi kehidupan masyarakat terutama yang berada di dalam sektor pertanian.

Lahan kering pada dasarnya merupakan lahan-lahan yang secara alamiahnya memiliki
beberapa kendala sehingga dalam upaya pemanfaatannya untuk dijadikan lahan
budidaya yang produktif untuk pembudidayaan tanaman butuh upaya yang ekstra. Kendala yang umum terjadi yakni kesulitan dalam menyediakan air yang cukup bagi kebutuhan tanaman, kondisi tanah ini pun juga miskin unsur hara sehingga dibutuhkan dosis pemupukan yang lebih banyak, karakter lainnya yakni tanah yang berbatu sehingga sangat sulit untuk diolah secara mekanis. Dalam penanganan masalah ini maka diperlukan upaya yang tepat yakni dengan menggunakan teknik irigasi sesuai sehingga permasalahan tersebut dapat diatasi sehingga lahan kering tersebut dapat termanfaatkan.

Menurut Rizky (2018), teknologi irigasi tetes mampu mengelola pemberian air pada
zona perakaran tanaman secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan produktifitas lahan dan kegiatan budidaya dapat berlangsung sepanjang waktu. Penerapan sistem irigasi tetes dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air pada tanaman karena mampu bekerja berdasarkan kondisi aktual lahan pertanian melalui level kelengasan tanah.

Kesimpulan dan Saran

Irigasi tetes bisa menjadi suatu pilihan tepat untuk mengatasi masalah kekeringan terutama pada pertumbuhan tanaman buah dan sayuran di saat musim kemarau panjang, karena kemarau panjang menyebabkan lahan memiliki sedikit persediaan air. Metode irigasi tetes pun juga sangat membantu dalam memperlambat proses penguapan air pada saat musim kemarau Penggunaan tanah dengan tekstur liat
sangat tepat dalam penerapan metode irigasi tetes ini dikarenakan memiliki tingkat
penyimpanan dan pemakaian air yang sangat tinggi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam penggunaan air.

Sumber : https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/download/152/136/

di Tulis oleh : Steven Witman